Sabtu, 25 Juni 2016

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN





"SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN"
Setiap kali kita membicarakan sejarah eksistensi pondok Pesantren, seringkali diidentikan dengan sejarah masuknya Islām di Indonesia. Menurut Noor (2006: 11), ketika para pedagang muslim dari Gujarat sampai ke negeri kita, mereka menjumpai lembaga-lembaga keagamaan mengajarkan agama Hindu. Menurut Maksum (1999: 10) setelah Islām tersebar luas di Nusantara ini, bentuk lembaga pendidikan keagamaan itu tetap berkembang dan isinya diubah dengan pengajaran agama Islām, yang kemudian disebut Pesantren. Pondok Pesantren pada masa penjajahan, mengalami tekanan amat berat. Hal ini terjadi karena pondok Pesantren memberikan pengajaran kepada para santrinya tentang cinta tanah air (ḥubb al-waṭan) serta menanamkan sikap patriotik. Walaupun pada dasarnya hanya merupakan lembaga pendidikan keagamaan, namun lembaga ini mengutamakan pembinaan mental spiritual para santrinya. Inilah yang menjadi kekhawatiran para penjajah. Para penjajah memahami benar kekuatan spiritual para kyai dan santri, bersumber dari kitab suci Al-Qur`ān   yang banyak dipelajari di Pesantren-Pesantren. Mokhtar Maksum (Noor, 2006: 18) mengatakan bahwa pondok Pesantren di Indonesia baru diketahui keberadaan dan perkembangannya setelah abad 16. Karya-karya jawa klasik seperti; serat Cabolek dan serat Centini mengungkapkan, sejak permulaan abad ke-16 ini di Indonesia telah banyak dijumpai lembaga-lembaga yang mengajarkan berbagai kitab Islām klasik dalam bidang fiqih, aqīdaħ, tasāwuf dan menjadi pusat-pusat penyiaran Islām yaitu pondok Pesantren.
Pondok Pesantren dengan kharisma kyai sebagai figur sentral, senantiasa diperhitungkan keberadaannya oleh pihak penguasa, dari mulai penjajahan kolonial Belanda hingga bangsa ini merdeka. Terutama oleh pihak penguasa dan para elit politik negeri ini. Sehingga, tak sedikit pondok Pesantren yang disanjung, diberikan bantuan dana oleh pihak-pihak tersebut, untuk kepentingan politik, memobilisasi massa, termasuk keberhasilan program pembangunan yang dicanangkan oleh penguasa pada saat itu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pondok Pesantren yang loyal dengan penguasa, dengan yang kurang atau tidak loyal sama sekali. Akhirnya, muncul kecemburuan sosial di antara pondok Pesantren yang satu dengan pondok Pesantren yang lainnya.
Facebook Twitter Google+
Back To Top